Sebelum menjadi orang dewasa, seorang anak akan mengalami masa pubertas. Pada masa ini akan terjadi sejumlah perubahan fisik yang signifikan.
Sebagai orangtua, Anda bisa memantau dan memberi edukasi pada anak saat ia memasuki usia pubertas agar tidak kaget atau merasa tidak normal.
Perlu Anda diketahui bahwa pubertas pada anak perempuan biasanya terjadi lebih awal dibandingkan dengan anak laki-laki.
Ciri-ciri pubertas anak perempuan terjadi pada usia berapa? Masa pubertas pada anak perempuan biasanya dimulai ketika mereka berusia antara 8 hingga 13 tahun.
Masa pubertas bisa menjadi menjadi periode yang “membingungkan” bagi anak, terutama bagi anak perempuan.
Bahkan perubahan yang terjadi pada tubuh buah hati Anda bisa membuatnya malu. Oleh sebab itu, Anda perlu mengajarkan anak perempuan Anda tentang pubertas sejak dini.
Baca juga: Titik Refleksi Kaki, Ini Letak dan Manfaatnya
Hormon yang Berperan Pada Pubertas Anak Perempuan
Ketika tubuh siap untuk memulai pubertas, kelenjar pituitari (kelenjar berbentuk kacang yang terletak di bagian bawah otak) melepaskan hormon khusus.
Bergantung pada apakah kamu laki-laki atau perempuan, hormon-hormon ini bekerja di berbagai bagian tubuh.
Banyak perubahan yang terjadi selama masa pubertas terkait dengan pergeseran kadar hormon. Berikut beberapa jenis hormon yang berperan pada masa pubertas anak perempuan:
- Estrogen
- EstrogenIni adalah hormon seks utama pada wanita. Hormon ini mempromosikan pertumbuhan rahim dan jaringan payudara
- Hormon pertumbuhan.
- Tingkat hormon ini meningkat selama masa pubertas, menyebabkan lonjakan pertumbuhan pada tulang dan otot, bersamaan dengan peningkatan tinggi badan yang cepat. Peningkatan tinggi badan yang lebih lambat, kurang dari 2 inci per tahun, mungkin menandakan kekurangan hormon.
- Estradiol.
- Tidak hanya pada anak perempuan, hormon ini juga ada anak laki-laki. Pada wanita, kadar estradiol meningkat lebih awal dan tetap lebih tinggi setelah pubertas.
Ciri-ciri Pubertas Anak Perempuan
Umur bukanlah patokan untuk setiap anak mengalami masa pubertas. Prosesnya dapat memakan waktu hingga 4 tahun.
Pada masa ini menyebabkan perubahan fisik, dan memengaruhi anak perempuan secara berbeda. Inilah ciri-ciri pubertas anak perempuan, yuk simak!
Baca juga: Mengenal Sindrom Iritasi Usus Besar dan Bahayanya
Mengalami Menstruasi
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist, ciri-ciri pubertas ini pada umumnya terjadi ketika anak berusia 12-13 tahun. Akan tetapi jangan resah apabila Si Kecil sudah mengalami haid saat umurnya baru 9 tahun.
Usia tersebut masih tergolong normal. Kapan anak perempuan mengalami haid, tergantung pada sejumlah faktor, termasuk genetik dan makanan yang dikonsumsinya sehari-hari.
Tidak sedikit anak perempuan yang merasa bingung ketika pertama kali mengalami menstruasi.
Berbeda dengan buang air kecil yang memiliki tanda-tanda sebelum terjadi, darah haid bisa keluar begitu saja.
Tidak jarang, anak mengalami menstruasi pertamanya saat berada di sekolah sehingga menimbulkan rasa takut dan malu jika diketahui oleh teman-temannya.
Maka dari itu, Anda perlu memberitahu kepada anak apa yang menyebabkan ia mengalami menstruasi serta apa yang harus dilakukan ketika hal itu terjadi.
Semakin paham anak tentang tubuhnya, maka ia akan lebih percaya diri menghadapi perubahan yang mungkin terjadi selama masa pubertas.
Bertumbuhnya Payudara
Ciri fisik pubertas pada anak perempuan yang paling mudah terlihat adalah tumbuhnya payudara.
Idealnya, pertumbuhan ini mulai tampak ketika anak memasuki usia 12 tahun. Tak jarang, pertumbuhan payudara tersebut dibarengi dengan rasa sedikit nyeri.
Beritahu anak agar tak khawatir karena rasa nyeri tersebut akan menghilang dengan sendirinya.
Bertumbuhnya Rambut Kemaluan
Selain tumbuhnya payudara, masa pubertas pada anak perempuan juga ditandai dengan tumbuhnya rambut di area kemaluan serta bulu ketiak.
Penyebab tumbuhnya rambut ini adalah kelenjar adrenal yang mulai memproduksi hormon yang disebut adrenal androgen.
Ini adalah hormon yang memberikan stimulasi pertumbuhan rambut, baik pada anak perempuan maupun anak laki-laki.
Mengalami Keputihan
Keputihan atau keluarnya cairan vagina merupakan salah satu ciri-ciri pubertas pada anak perempuan.
Warnanya putih atau bening dengan volume yang tidak terlalu banyak. Kondisi ini tergolong wajar dan merupakan bagian dari sistem reproduksi.
Anda juga perlu mengajarkan kepada anak bahwa ia harus lebih menjaga kebersihan area vaginanya agar terhindar dari penyakit dan infeksi.
Muncul Jerawat
Jerawat dan berkeringat lebih banyak merupakan ciri pubertas yang disebabkan oleh perubahan hormon. Jerawat tidak hanya bisa muncul di wajah, tapi juga di bagian punggung.
Ketika tubuh anak semakin besar, hormon akan memberikan stimulasi kepada kelenjar sebasea untuk menghasilkan sebum.
Nah, sebum yang terlalu banyak rentan menyumbat pori-pori. Ketika tidak dibersihkan secara menyeluruh, maka jerawat pun rentan muncul.
Berubahnya Bentuk Tubuh
Bukan hanya payudara yang membesar. Tubuh anak perempuan secara keseluruhan juga akan mengalami perubahan ketika memasuki fase pubertas.
Perubahan yang terjadi meliputi pinggul yang menjadi lebih besar, serta bertambahnya lemak di lengan bagian atas, paha, dan juga punggung.
Kenaikan Tinggi Badan
Memasuki masa pubertas, tinggi badan anak perempuan bisa mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu 5 hingga 7,5 cm per tahun selama beberapa tahun.
Penting bagi Anda untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak guna menunjang pertumbuhannya.
Berubahnya Rasa Emosional
Perubahan hormon membuat kondisi emosional anak perempuan menjadi tidak stabil. Suasana hatinya bisa berubah dengan cepat. Selain itu, anak juga mungkin akan lebih sensitif.
Baca juga: Infeksi Saluran Kemih: Detail Penyakit, Ciri-Ciri, dan Obat
Dampak Pubertas Anak Perempuan yang Terlambat
Anak perempuan yang tidak mulai mengalami perkembangan payudara pada usia 13 tahun atau menstruasi pada usia 16 tahun bisa dikatakan mengalami pubertas terlambat.
Pubertas yang tertunda biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Ada banyak variasi dalam apa yang dianggap para ahli sebagai pertumbuhan dan perkembangan normal, dan gen, lingkungan, pola makan, dan berat badan seseorang dapat berperan.
Terkadang, kekurangan nutrisi atau penyakit jangka panjang di awal kehidupan dapat menyebabkan pubertas terlambat.
Latihan fisik yang intens, seperti senam, pada usia dini dapat memiliki efek yang sama.
Kebanyakan orang dengan pubertas tertunda masih melalui tahap-tahap yang khas, hanya lebih lambat dari banyak rekan mereka.
Dalam beberapa kasus, pubertas yang tertunda dapat mengindikasikan suatu kondisi kesehatan.
Semoga Bermanfaat.