Memahami sejarah berdirinya PBB dan peranan Indonesia didalamnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations adalah organisasi internasional pemerintah atau Intergovermental Organization (IGO) yang sudah beranggotakan 193 negara.
Tidak heran jika PBB disebut sebagai organisasi internasional yang paling besar selama ini dalam sejarah pertumbuhan kerjasama semua bangsa di dunia di dalam berbagai sektor kehidupan internasional.
Maka dari itu sebagai salah satu fungsi daripada PBB sendiri adalah untuk menyelesaikan kasus-kasus internasional yang terjadi.
Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Piagam PBB yakni PBB bertujuan hendak menyelenggarakan generasi penerus dari ancaman terhadap perang.
Sejarah Berdirinya PBB
Dilihat dari perjalanan sejarahnya, PBB sudah ada sejak tahun 1945. Dilansir PBB didirikan di San Francisco, Amerika Serikat pada 24 Oktober 1945 setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Lalu pada 10 Januari 1946 barulah sidang Majelis umum pertama diadakan di Church House, London. Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota, saat ini terdapat 193 anggota.
Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional, dan organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat.
Palestina dan Vatikan adalah negara bukan anggota (non-member states) dan termasuk pengamat permanen (Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB, sedangkan Palestina mempunyai kantor permanen di PBB).
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa disusun dalam sebuah konferensi pada April-Juni 1945.
Piagam ini mulai berlaku pada 24 Oktober 1945 yang menandakan PBB mulai beroperasi. Sidang Umum yang pertama dihadiri wakil dari 51 negara baru berlangsung pada 10 Januari 1946 di Church House, London.
Baca juga: Mengenal 5 Tokoh Pendiri ASEAN dan Sejarah Berdirinya
Tugas dan Fungsi PBB
Dilansir dari situs resmi PBB, ada sejumlah tugas dan fungsi utama PBB. Berikut rinciannya:
- Mengupayakan perdamaian dan keamanan
- Melakukan tindakan militer terhadap ancaman perdamaian
- Memberi sanksi terhadap pelanggaran keamanan
- Mengendalikan dan mengurangi persenjataan
- Memperbaiki perekonomian
- Membiayai pembangunan
- Mengatur perdagangan dan pengembangan
- Melindungi pengungsi dan pencari suaka
- Memastikan penegakan HAM
- Mengendalikan peredaran narkotika
- Menjaga kesehatan dan kesejahteraan dunia
- Mengendalikan lingkungan
- Membantu kemerdekaan
- Mengatasi masalah hukum internasional
Lembaga Khusus PBB
Dikutip dari website resmi PBB, terdapat 15 badan eksklusif yang terdiri dari:
FAO (Food and Agriculture Organization)
Bermarkas di Roma, Italia. FAO bertugas memerangi kelaparan. FAO menghubungkan negara maju dengan negara berkembang dalam urusan penyediaan pangan serta teknologi pertanian.
ICAO (International Civil Aviation Organization)
Bermarkas di Montreal, Kanada. ICAO mengembangkan standar internasional untuk industri penerbangan.
IFAD (International Fund for Agricultural Development)
Bermarkas di Roma, Italia. IFAD yang disusun tahun 1977 bertugas menanggulangi kemiskinan di wilayah tertinggal.
Mereka berkolaborasi dengan penduduk desa dan dusun di negara berkembang guna melawan kemiskinan, kelaparan, dan malnutrisi dengan menambah produktivitas dan kualitas hidup.
ILO (International Labor Organization)
Bermarkas di Jenewa, Swiss. ILO bertugas merumuskan standar internasional dalam perburuhan.
Membantu buruh di semua dunia guna berserikat dan bernegosiasi. Mendukung penghapusan buruh paksa serta mencoba kesetaraan hak dan kesempatan.
IMF (International Monetary Fund)
Bermarkas di Washington DC, Amerika Serikat. IMF menolong negara-negara yang mengalami kendala keuangan. IMF sudah meminjamkan 28 juta dollar AS ke 74 negara yang membutuhkan, tergolong Indonesia.
IMO (International Maritime Organization)
Bermarkas di London, Inggris. IMO merangkai kerangka pelayaran dan ekspedisi barang lewat jalur laut. Fokus pada isu keamanan, legalitas, teknis, keamanan, dan efisiensi.
ITU (International Telecommunication Union)
Bermarkasi di Jenewa, Swiss. Lembaga PBB yang menangani hal komunikasi dan teknologi informasi. Misinya guna menghubungkan masyarakat di semua dunia, di mana saja dan guna apa saja.
UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization)
Bermarkas di Paris, Perancis. UNESCO berfokus pada edukasi dan situs-situs kebudayaan. UNESCO punya susunan Situs Warisan Dunia yang sekarang ada ekstra 28 situs.
UNIDO (United Nations Industrial Development Organization)
Markasnya di Wina, Austria. UNIDO merupakan badan eksklusif PBB yang mengembangkan industri guna mengentaskan kemiskinan dan globalisasi yang berkelanjutan.
UNWTO (United Nations World Tourism Organization)
Bermarkas di Madird, Spanyol. Tugasnya mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan dapat diakses secara universal.
UPU (Universal Postal Union)
Markasnya di Bern, Swiss. Badan PBB yang mewadahi perusahaan pos di semua dunia. Bertugas meyakinkan produk dan layanan pos yang up-to-date.
WHO (World Health Organization)
Markasnya di Jenewa, Swiss. WHO ialah badan koordinasi internasional yang mengurusi isu kesehatan. Tujuannya mewujudkan standar kesehatan yang tertinggi untuk semua manusia.
WIPO (World Intellectual Property Organization)
Lembaga yang mengayomi hak dan kekayaan intelektual lewat 23 perjanjian internasional.
WMO (World Meteorological Organization)
Bermarkas di Jenewa, Swiss. Tugasnya memfasilitasi pertukarang informasi dan data meteorologi guna penerbangan, ekspedisi barang, keamanan, pertanian, dan hal-hal lainnya.
World Bank (Bank Dunia)
Bermarkas di Washington DC, Amerika Serikat. Bank Dunia meluangkan pinjaman dengan bunga rendah atau tanpa bunga. Juga mengucurkan dana guna negara berkembang. Bank Dunia punya perwakilan di 100 negara.
Di samping 15 badan-badan khusus, ada pun program dan lembaga pendanaan lainnya yakni:
- UNDP (United Nations Development Programme)
- UNEP (United Nations Environment Programme)
- UNFPA (United Nations Population Fund)
- UN-Habitat(United Nations Human Settlements Programme)
- UNICEF (United Nations Children’s Fund)
- WFP (World Food Programme)
- UNAIDS (United Nations Programme on HIV/AIDS)
- UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees)
- UNIDIR (United Nations Institute for Disarmament Research)
- UNITAR (United Nations Institute for Training and Research)
- UNOPS (United Nations Office for Project Services)
- UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees)
- UNSSC (United Nations System Staff College)
- UN Women
- CTBTO (Preparatory Commission for the Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization)
- IAEA (International Atomic Energy Agency)
- IOM (International Organization for Migration)
- OPCW (Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons)
- UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change)
- WTO (World Trade Organization)
Baca juga: Isi dan Makna Sumpah Pemuda 28 Oktober, Sejarah Lahirnya
Indonesia dalam Keanggotaan PBB
Indonesia resmi menjadi anggota ke-60 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 28 September 1950.
Keanggotaan ini diperoleh setelah Indonesia mendapatkan suara bulat dari negara-negara anggota PBB pada saat itu, kurang dari setahun setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.
Namun, pada tahun 1965, Indonesia memutuskan untuk keluar dari PBB sebagai respons terhadap terpilihnya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Keputusan ini diambil oleh Presiden Soekarno pada 7 Januari 1965. Setelah mengalami perubahan politik, Indonesia kembali bergabung dengan PBB pada tahun 1966.
Sejak saat itu, Indonesia aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan PBB, termasuk dalam misi perdamaian dan pembangunan internasional.
Pada tahun 1971, Indonesia pernah menjabat sebagai Presiden Majelis Umum PBB, yang diwakili oleh Adam Malik.
Selain itu, Indonesia juga telah beberapa kali terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, terakhir pada periode 2019-2020.
Keanggotaan Indonesia dalam PBB memberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam berbagai isu global, seperti perdamaian, keamanan, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
Hal ini sejalan dengan tujuan PBB untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, serta mempromosikan kerja sama antarnegara.
Dengan menjadi anggota PBB, Indonesia juga dapat memperjuangkan kepentingan nasionalnya di forum internasional, serta menjalin hubungan diplomatik yang lebih kuat dengan negara-negara lain.
Keanggotaan ini memberikan Indonesia platform untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan global yang dapat mempengaruhi masa depan dunia.
Indonesia memiliki peranan yang cukup signifikan sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sejak bergabung pada tanggal 28 September 1950, Indonesia telah aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan misi PBB, terutama dalam bidang perdamaian, keamanan, pembangunan berkelanjutan, dan hak asasi manusia. Berikut adalah beberapa peranan penting Indonesia dalam keanggotaan PBB:
1. Misi Perdamaian
Indonesia telah berperan aktif dalam mengirimkan pasukan untuk misi pemeliharaan perdamaian PBB (UN Peacekeeping).
Indonesia termasuk salah satu kontributor terbesar dari Asia Tenggara dalam menyediakan personel militer dan polisi untuk misi-misi ini. Beberapa kontribusi Indonesia dalam misi perdamaian PBB antara lain di:
- Lebanon (UNIFIL)
- Republik Demokratik Kongo (MONUSCO)
- Sudan (UNAMID)
- Haiti (MINUSTAH)
Partisipasi ini menunjukkan komitmen Indonesia terhadap stabilitas dan perdamaian internasional.
2. Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB
Indonesia telah terpilih beberapa kali sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB:
- 1973-1974
- 1995-1996
- 2007-2008
- 2019-2020
Peran ini memberikan Indonesia kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan penting terkait perdamaian dan keamanan dunia.
Sebagai anggota Dewan Keamanan, Indonesia telah berperan dalam beberapa isu global, termasuk konflik di Timur Tengah, Afrika, dan Asia.
3. Kontribusi pada Isu Global
Indonesia sering kali memainkan peran aktif dalam berbagai forum PBB yang membahas isu-isu global seperti:
- Indonesia berpartisipasi dalam Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan mendorong prinsip-prinsip penghormatan terhadap hak asasi.
- Indonesia turut berkontribusi dalam merumuskan dan melaksanakan Sustainable Development Goals (SDGs), agenda pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup.
- Indonesia aktif dalam berbagai perundingan internasional terkait perubahan iklim, seperti Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP), dan berupaya mengurangi emisi karbon melalui program konservasi hutan dan pengelolaan lingkungan.
4. Diplomasi Multilateral
PBB adalah forum utama bagi Indonesia dalam menjalankan diplomasi multilateral, di mana Indonesia sering memainkan peran sebagai penengah dalam konflik internasional.
Misalnya, Indonesia berperan penting dalam proses perdamaian di negara-negara seperti Kamboja dan Filipina Selatan (proses perdamaian dengan MILF).
5. Kepemimpinan di Majelis Umum PBB
Pada tahun 1971, Indonesia melalui Adam Malik, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, terpilih sebagai Presiden Majelis Umum PBB.
Ini adalah salah satu bentuk kepercayaan komunitas internasional terhadap kepemimpinan Indonesia di forum global.
6. Perjuangan Melawan Kolonialisme
Dalam forum PBB, Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan dekolonisasi dan kebebasan bagi negara-negara yang masih dijajah, terutama selama periode awal kemerdekaannya.
Indonesia menjadi pendukung kuat dalam membantu negara-negara Asia dan Afrika memperoleh kemerdekaan dari kekuasaan kolonial.
7. Inisiatif Regional dan Global
Indonesia sering kali mendorong inisiatif yang menggabungkan pendekatan regional dan global dalam isu-isu penting.
Misalnya, sebagai negara yang berpengaruh di ASEAN, Indonesia berupaya membawa suara kawasan Asia Tenggara dalam berbagai diskusi PBB, termasuk isu keamanan maritim, penanggulangan terorisme, dan penanganan bencana.
8. Advokasi Perdamaian Dunia
Indonesia mempromosikan perdamaian, non-intervensi, dan kedaulatan negara melalui forum PBB.
Ini sejalan dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, serta mengedepankan dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik internasional.
9. Partisipasi dalam Organisasi Khusus PBB
Selain perannya di Majelis Umum dan Dewan Keamanan, Indonesia juga aktif dalam berbagai badan khusus PBB, seperti:
- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
- Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO)
- Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)
Di sini, Indonesia memainkan peran dalam isu kesehatan global, pendidikan, dan ketahanan pangan.
Indonesia telah memainkan peranan penting dan aktif dalam PBB sejak bergabung pada tahun 1950. Sebagai negara yang menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif, Indonesia berusaha menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional dan tanggung jawab global, terutama dalam hal perdamaian dunia, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan. Partisipasinya dalam misi perdamaian PBB, kontribusi di Dewan Keamanan, serta keterlibatan di berbagai forum internasional mencerminkan komitmen Indonesia terhadap kerja sama multilateral dan stabilitas global.