Ideologi adalah bagian yang membentuk pikiran, tindakan, dan interaksi masyarakat. Memahami ideologi adalah: pengertian, fungsi dan contohnya.
Tiap negara bisa memiliki ideologi yang berbeda. Ideologi adalah bagian yang bisa menjelaskan dunia dan mengubahnya.
Mengetahui apa itu ideologi, penting bagi kita supaya dapat tercapainya sebuah keinginan dan cita-cita dalam negara. Ideologi adalah gagasan yang bisa berisi ide, budaya, dan pola tertentu dalam tatanan hidup.
Memahami apa itu ideologi adalah poin penting ketika belajar politik. Ideologi adalah lensa yang digunakan seseorang untuk memandang dunia. Ideologi juga menjadi paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik.
Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ”idein” dan ”logos”. Idein berarti memandang, melihat, ide, dan cita-cita, sementara Logos adalah logia atau ilmu.
Dari istilah ini, ideologi adalah seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.
KBBI mendefinisikan ideologi sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi adalah cara berpikir seseorang atau suatu golongan.
Secara umum, pengertian ideologi adalah konsep fundamental dalam sosiologi.
Sosiolog mempelajarinya karena ia memainkan peran yang begitu kuat dalam membentuk bagaimana masyarakat diatur dan bagaimana fungsinya.
Ideologi memberi pandangan yang teratur tentang dunia, tempat manusia di dalamnya, dan hubungannya dengan orang lain. Ideologi sangat penting bagi pengalaman manusia.
Biasanya ideologi menjadi sesuatu yang orang pegang dan pertahankan, baik itu mereka sadar atau tidak melakukannya.
Baca juga: Mengenal Arti Bagian-bagian Lambang Garuda Pancasila
Apa Fungsi Ideologi dalam Negara?
Berikut ini penjelasan fungsi ideologi menurut Soerjanto Poespowardojo, dikutip dari buku bertajuk ‘Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara’ oleh Aa Nurdiaman.
- Fungsi ideologi struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya.
- Fungsi ideologi orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
- Fungsi ideologi norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.
- Fungsi ideologi yang menjadi bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya
- Fungsi ideologi sebagai kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
- Fungsi ideologi sebagai pegangan pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.
Macam-macam Ideologi
Setelah mengetahui pengertian ideologi dan fungsi ideologi pahami juga macam-macamnya. Berikut macam-macam ideologi di dunia, diantaranya:
Kapitalisme
Kapitalisme merupakan ideologi yang menekankan sistem perekonomian di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta. Ini membuat seluruh alat produksi dan pendukungnya dimiliki secara pribadi.
Kapitalisme menenkankan pada melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu.
Komunisme
Komunisme adalah ideologi yang didefinisikan sebagai tatanan sosial ekonomi yang terstruktur atas gagasan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi.
Dalam ideologi komunisme, tidak ada kelas sosial, uang dan negara.
Segala sesuatu yang terjadi pada suatu negara akan dikuasai oleh negara tersebut.
Masyarakat komunis memiliki ciri khas berupa kepemilikan bersama alat produksi dengan akses bebas terhadap barang jadi, dan masyarakat tersebut tak berkelas dan tak bernegara, sehingga juga akan mengakhiri eksploitasi buruh.
Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional.
Sosialisme
Sosialisme adalah serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang ditandai dengan kepemilikan sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja.
Kepemilikan sosial dapat berupa kepemilikan negara, kolektif, koperasi, atau kepemilikan sosial atas ekuitas.
Fasisme
Fasisme adalah paham yang berdasarkan prinsip kepemimpinan dengan otoritas yang mutlak di mana perintah pemimpin dan kepatuhan berlaku tanpa pengecualian. Ideologi ini selalu membayangkan adanya musuh, sehingga pemimpin dan militer harus kuat menjaga negara.
Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Feminisme
Feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, gerakan politik, dan ideologi yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai kesetaraan gender di lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan sosial.
Feminisme menggabungkan posisi bahwa masyarakat memprioritaskan sudut pandang laki-laki, dan bahwa perempuan diperlakukan secara tidak adil di dalam masyarakat tersebut.
Pancasila
Dalam buku Spiritualisme Pancasila (2018) karya Fokky Fuad Wasitaatmadja dkk, ideologi Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara juga sekaligus ideologi nasional. Dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur dan cita-cita bangsa Indonesia.
Pancasila diangkat dari nilai-nilai, adat istiadat, kebudayaan, nilai-nilai moralitas yang terdapat dalam pandangan hidup bangsan Indonesia.
Pancasila memiliki lima poin dasar yang dijadikan sebagai ideologi atau patokan masyarakat Indonesia dalam melakukan berbagai tindakan. Isi kelima sila tersebut adalah sebagai berikut :
- Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Persatuan Indonesia.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca juga: Toleransi Adalah: Pengertian dan Arti, Pentingnya Melaksanakannya
Perbedaan Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
Perbedaan ideologi terbuka dan ideologi tertutup dapat dilihat dari ciri khas keduanya dan bagaimana hubungan antara rakyat dengan penguasanya.
Dalam ideologi terbuka, yang menjadi ciri khasnya adalah nilai-nilai dan cita-cita yang ada digali dari kekayaan adat istiadat, budaya, dan religiusitas masyarakatnya. Ideologi terbuka juga cenderung dapat menerima terjadinya reformasi. Dalam hubungan antara rakyat dengan penguasanya, di ideologi terbuka penguasa bertanggungjawab pada masyarakat sebagai wakil rakyat yang dipercayakan kepentingan rakyat.
Contoh negara dengan ideologi terbuka adalah Indonesia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Sementara dalam ideologi tertutup, yang menjadi ciri khasnya adalah nilai-nilai dan cita-cita dihasilkan dari pemikiran perorangan atau kelompok yang berkuasa. Dalam hal ini, masyarakat harus berkorban demi nilai-nilai dan cita-cita tersebut.
Penganut ideologi tertutup juga cenderung menolak adanya reformasi dan tidak mentolelir pandangan dunia atau nilai-nilai lain. Dalam hubungan antara rakyat dengan penguasanya, masyarakat dengan tanpa kompromi taat pada ideologi yang ditetapkan oleh penguasanya, dan penguasa yang memimpin cenderung totaliter.
Contoh negara dengan ideologi tertutup adalah Korea Utara, China, dan Arab Saudi.
Yang Mempengaruhi Perbedaan Ideologi
Ideologi berbeda-beda karena setiap kelompok masyarakat, bangsa, atau individu memiliki pengalaman sejarah, nilai-nilai budaya, agama, kondisi sosial-ekonomi, dan pandangan hidup yang unik. Faktor-faktor ini mempengaruhi cara pandang mereka terhadap dunia, manusia, dan cara terbaik untuk mengatur kehidupan bersama. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ideologi bisa berbeda-beda:
1. Perbedaan Budaya dan Tradisi
Setiap masyarakat memiliki budaya dan tradisi yang berbeda, yang membentuk pandangan mereka tentang kehidupan, moralitas, dan tujuan hidup. Misalnya, budaya Barat yang cenderung individualistis menghasilkan ideologi seperti liberalisme, sementara budaya Timur yang lebih kolektivis mungkin melahirkan ideologi seperti komunalisme atau konfusianisme.
2. Pengalaman Sejarah
Sejarah suatu bangsa atau kelompok memainkan peran besar dalam membentuk ideologi mereka. Negara yang pernah dijajah atau mengalami perang mungkin mengembangkan ideologi yang menekankan kemerdekaan dan persatuan nasional, seperti nasionalisme. Sebaliknya, masyarakat yang tumbuh dalam stabilitas dan perdamaian mungkin lebih fokus pada hak-hak individu dan kebebasan.
3. Kondisi Sosial dan Ekonomi
Kondisi sosial-ekonomi, seperti tingkat kemiskinan, kesenjangan, atau akses terhadap sumber daya, juga mempengaruhi terbentuknya ideologi. Sosialisme misalnya, muncul sebagai reaksi terhadap ketimpangan ekonomi dan eksploitasi kelas pekerja selama Revolusi Industri. Di sisi lain, kapitalisme berkembang di masyarakat dengan sistem ekonomi pasar yang mendukung kebebasan berusaha dan perdagangan.
4. Pengaruh Agama
Agama sering kali membentuk kerangka ideologi tertentu karena memberikan panduan moral dan etika tentang bagaimana kehidupan seharusnya dijalani. Ideologi berbasis agama, seperti Islamisme atau Kristianisme politik, tumbuh dari keyakinan bahwa nilai-nilai agama harus diterapkan dalam kehidupan publik dan sistem pemerintahan.
5. Pengaruh Pemimpin atau Tokoh Inspiratif
Pemimpin karismatik atau tokoh ideologis tertentu sering kali mempengaruhi perkembangan ideologi. Tokoh seperti Karl Marx dalam komunisme, Adam Smith dalam kapitalisme, atau Mahatma Gandhi dalam ideologi perlawanan tanpa kekerasan adalah contoh bagaimana gagasan seorang tokoh bisa membentuk cara pandang politik atau ekonomi sekelompok orang.
6. Dinamika Global dan Politik
Faktor eksternal seperti perang, globalisasi, serta hubungan antarnegara juga dapat membentuk ideologi. Misalnya, Perang Dingin menghasilkan dua ideologi besar, yaitu kapitalisme di Barat dan komunisme di Timur, yang memengaruhi banyak negara di dunia dalam memilih sistem politik dan ekonomi mereka.
7. Filsafat dan Pemikiran
Perbedaan filsafat dan cara berpikir juga menyebabkan lahirnya ideologi yang beragam. Filsafat seperti liberalisme berakar pada gagasan tentang kebebasan individu dan hak asasi manusia, sementara konservatisme lebih berfokus pada pelestarian tradisi dan stabilitas sosial.
Kesimpulan
Perbedaan ideologi mencerminkan keragaman dalam cara pandang manusia terhadap dunia dan kehidupan bersama. Setiap ideologi menawarkan jawaban yang berbeda terhadap pertanyaan-pertanyaan dasar tentang bagaimana masyarakat harus diatur, bagaimana kekayaan harus dibagi, dan apa tujuan hidup manusia. Beragamnya ideologi adalah cerminan dari keragaman pengalaman, kebutuhan, dan nilai-nilai manusia di berbagai belahan dunia.