6 Fakta Tentang Simpang Lima Gumul

Monumen yang biasa disingkat SLG adalah salah satu bangunan yang menjadi landmark Kabupaten Kediri.

Simpang lima Gumul Kediri 
Simpang Lima Gumul Kediri. Foto by Tommy Gandes

Meskipun saat ini kawasan SLG sudah sangat terkenal namun bangunan yang terletak di Desa Tugurejo Kecamatan Ngasem Kediri ini masih menyimpan informasi yang tidak banyak diketahui publik. 

Sedikitnya Admin telah merangkum fakta tentang SLG yang belum banyak diketahui publik.

1. Awal mula SLG adalah perempatan kecil

SLG mulai dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008, yang digagas oleh Bupati Kediri saat itu, Sutrisno.

Bangunan ini terletak di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tepatnya di pusat pertemuan lima jalan yang menuju ke Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten, Kediri.

Jauh sebelum SLG dibangun, lokasi tersebut hanyalah perempatan kecil plus satu jalan setapak. Jalur utamanya adalah jalan dari Gampengrejo menuju Pare lalu bercabang ke Wates dan Plosoklaten.

Tepat di perempatan terdapat traffic light untuk mengatur lalu lintas. Jalur yang menuju Kecamatan pagu baru berupa jalan setapak yang jarang dilalui pengendara.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Masjid Terbesar di Pare

2. Luas dan Tinggi SLG Mencerminkan Hari Jadi Kabupaten Kediri

Secara fisik, monumen Simpang Lima Gumul memiliki luas bangunan 37 hektar secara keseluruhan, dengan luas bangunan 804 meter persegi dan tinggi mencapai 25 meter yang terdiri dari enam lantai, serta ditumpu tiga tangga setinggi tiga meter dari lantai dasar.

Angka luas dan tinggi monumen tersebut mencerminkan tanggal, bulan dan tahun hari jadi Kabupaten Kediri, yaitu 25 maret 804 Masehi. 

Pembangunan monumen ini telah menghabiskan biaya lebih dari Rp 300 milyar.

3. SLG Terinspirasi dari Kisah Kepahlawanan Jongko Joyoboyo

Di sisi monumen terpahat relief–relief yang menggambarkan tentang sejarah Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada saat ini.

Di salah satu sudut monumen terdapat sebuah arca (patung) Ganesha, salah satu dewa yang banyak dipuja oleh umat Hindu dengan gelar sebagai Dewa Pengetahuan dan Kecerdasan, Dewa Pelindung, Dewa Penolak Bala dan Dewa Kebijaksanaan.

Di kutip dari wiranews.com, pembangunan monumen SLG ternyata terinspirasi dari kisah kepahlawanan Jongko Joyoboyo. 

Pada masa Kerajaan Kadiri abad ke-12, Joyoboyo memiliki tekat menyatukan lima kawasan di sekitar Kediri.

Baca juga: 5 Momen Ini yang Bakal Buat Kamu Rindu akan Kampung Inggris Pare

4. Ada Terowangan di Bawah SLG

Bagi warga Kediri yang sudah biasa berkunjung di kawasan SLG bisa dengan mudah menemukan jalan menuju bangunan monumen. 

Namun, bagi pengunjung yang baru pertama kali datang ada kemungkinan menemui kesulitan.

Untuk menuju lokasi monumen telah disediakan dua terowongan bawah tanah yang berada di bawah jalan lingkar SLG. Terowongan tersebut terhubung dari area parkir.

Pada hari biasa, hanya satu area parkir yang dibuka yakni berada di kiri jalan dari arah Gampengrejo menuju Pagu. 

Pengunjung dilarang memarkir kendaraan di sepanjang lingkar monumen karena bisa mengganggu lalu lintas.

5. Banyak Ruangan di SLG

Di dalam bangunan monumen terdapat ruang-ruang untuk pertemuan di gedung utama dan ruang auditorium di lantai atas yang beratapkan mirip kubah dome, ruang serba guna di ruang bawah tanah / basement, diorama di lantai atas, dan minimarket yang menjual berbagai souvenir di lantai bawah. 

Bangunan ini juga memiliki empat akses jalan bawah tanah untuk menuju monumen.

6. Terdapat TIC (Tourist Information Center)

Pada lantai dasar di area Tugu Simpang Lima Gumul juga terdapat fasilitas penunjang bagi para pengunjung baik itu turis lokal maupun turis mancanegara.

TIC (Tourist Information Center) sendiri diresmikan oleh Bupati Kediri saat ini dr. Haryanti Sutrisno, dengan tujuan untuk membantu para wisatawan maupun turis mancanegara terkait pariwisata yang ada di Kabupaten Kediri.

Pengunjung bisa langsung datang ke TIC pada pukul 09.00 sampai dengan pukul 20.00 WIB, pengunjung dapat bebas menanyakan pariwisata yang ada di Kabupaten Kediri secara gratis. 

Selain itu di dalam TIC juga terdapat berbagai macam souvenir dan juga buah tangan khas Kediri.

Tommy Gandes

I am an experienced SEO Consultant. Digital Marketer. Professional Blogger & addicted Web Developer. Creator. Korean drama fans. Introvert. Fixers. Travel ninja. Thinker.

Lebih baru Lebih lama